PROPOSAL
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)
MENINGKATKAN
KEAKTIFAN
BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL
GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI
GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI
SEBARAN
DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
DI KELAS XI MIPA 8 SMA NEGERI 1 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
DI KELAS XI MIPA 8 SMA NEGERI 1 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
Oleh
:
ARIF
NUR HIDAYAT, S.Pd
3201018002
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
PENDIDIKAN
PROFESI GURU SM-3T
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
TAHUN
2018
HALAMAN
PERSETUJUAN
Proprosal penelitian tindakan kelas dengan judul:
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI
MODEL
GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI SEBARAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DI KELAS XI MIPA 8 SMA NEGERI 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2018/2019
GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI SEBARAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DI KELAS XI MIPA 8 SMA NEGERI 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2018/2019
Disusun oleh :
Nama : Arif Nur Hidayat, S.Pd
NIM : 3201018002
Prodi : Pendidikan Geografi
Telah
disetujui dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
|
|
Dosen Pembimbing PTK
|
Guru Pamong
|
Dr. Eva Banowati, M.Si
NIP.
19610929
1989012 003
|
Dra. Sri Wiyanti, M.Pd
NIP.
19650928
1990032 004
|
Kepala
SMA Negeri 1 Semarang
Dra.
Endang S.L., M.Pd
NIP. 19601013 1985032 006
A.
JUDUL
PENELITIAN
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI
MODEL GROUP INVESTIGATION PADA MATA
PELAJARAN GEOGRAFI MATERI SEBARAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DI KELAS XI
MIPA 8 SMA NEGERI 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2018/2019
B.
LATAR
BELAKANG
Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang terlibat dalam semua kegiatan belajar mengajar.
Diantara faktor-faktor tersebut adalah siswa, guru, kebijakan pemerintah dalam
membuat kurikulum, serta dalam proses belajar seperti metode, sarana dan
prasarana (media pembelajaran), model, dan pendekatan belajar yang digunakan.
Kondisi real dalam pelaksanaannya
latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menerapkan konsep. Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang
efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru
maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah,
kinerja guru yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan
menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran geografi
pada tanggal 22 Agustus 2018, beliau mengemukakan bahwa kondisi di SMA Negeri 1 Semarang, dari segi media yang lengkap mulai dari LCD,
peta, hingga globe ada, bahan ajar tidak bergantung pada penggunaan LKS tapi
guru sudah mengembangkan bahan ajar sendiri dari buku-buku yang relevan dan
sarana prasarana lainnya sudah baik seperti ruang kelas yang sudah lengkap
sesuai kebutuhan pada mata pelajaran geografi, tapi dalam penggunaan model atau metode masih kurang
variatif sehingga dalam pembelajaran geografi keaktifan belajar peserta didik masih kurang
terutama pada kelas IPA yang mengambil lintas minat geografi, anak-anak IPA
lebih suka pembelajaran yang menantang dan menarik. Pembelajaran geografi di sekolah sendiri kurang menarik karena beberapa alasan, salah satunya karena peserta
didik mengalami kebosanan saat dalam pembelajaran. Kondisi tersebut salah
satunya mungkin disebabkan oleh model mengajar yang digunakan oleh guru masih
kurang menarik siswa untuk aktif. Guru sudah mencoba meningkatkan keaktifan
belajar peserta didik
dengan mengembangkan metode diskusi presentasi, namun keaktifan
belajar peserta didik
sendiri masih berkisar 50%.
Kurangnya keaktifan belajar peserta
didik dapat dilihat dari banyaknya peserta didik yang kurang memperhatikan pada
saat guru mengajar dan cenderung pasif saat kegiatan diskusi yang biasa dilakukan. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan memilih model belajar yang sesuai,sehingga dapat
meningkatkan keaktifan belajar peserta
didik dalam pembelajaran geografi.
Model
yang sesuai untuk masalah tersebut
adalah model
pembelajaran group investigation. Model pembelajaran group
investigation merupakan model belajar
kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi
terhadap suatu topik. Sehingga siswa akan dilibatkan secara aktif untuk
menyelediki suatu topik yang disediakan oleh guru untuk diuji kebenarannya dari
sumber belajar contohnya dari buku, internet, artikel yang relevan.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian “Meningkatkan
Keaktifan Belajar Peserta Didik Melalui Model Group Investigation Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Sebaran Dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Kelas XI MIPA 8 SMA Negeri 1 Semarang Tahun
Ajaran 2018/2019”.
C.
PERUMUSAN MASALAH
DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah dan hasil observasi di atas, permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah peserta didik kelas MIPA 8 di SMA Negeri 1 Semarang keaktifan
belajar geografinya masih berkisar pada 50% dari jumlah total siswa.
2.
Pemecahan Masalah
Dalam upaya meningkatkan keaktifan
belajar peserta didik pada materi sebaran dan pengelolaan SDA, akan dilakukan
kegiatan intervensi berupa penggunaan model pembelajaran interaktif Group Investigation. Proses belajar di
kelas akan dibuat dalam bentuk kelompok, dimana tiap kelompok terdiri 3-6 orang
yang fokus menyelidiki satu topik tertentu sesuai materi, diharapkan semua
siswa di dalam kelas ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
berpendapat menyampaikan pemikirannya, sehingga setiap siswa akan mendapatkan
pengalaman belajar mereka masing-masing yang akan disampaikan dalam bentuk
presentasi. Bentuk kegiatan belajar semacam inilah yang akan diterapkan untuk
meningkatkan keaktifan belajar.
D.
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan PTK ini
adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam pembelajaran geografi melalui model
pembelajaran group
investigation.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam pembelajaran geografi dari
yang tadinya mencapai 50% dapat bertambah menjadi 70%.
E.
MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Bagi Peserta didik
Dari penelitian tindakan kelas ini,
siswa akan lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di
kelas, sehingga akan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
Melalui penelitian tindakan kelas
ini, guru dapat memperbaiki pola proses pembelajaran yang dilakukan melalui
model dan metode pembelajaran yang tepat.
3. Bagi
Sekolah
Memberikan suatu alternative dalam
upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar khususnya pada mata
pelajaran geografi di SMA Negeri 1 Semarang.
F.
KAJIAN
PUSTAKA
1. Keaktifan
a)
Pengertian Keaktifan
Proses
pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas
peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan
belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah
kegiatan yang bersifat
fisik maupun mental, yaitu
berbuat dan berfikir
sebagai suatu rangkaian
yang tidak dapat dipisahkan (Dierich,
2001). Belajar yang berhasil
harus melalui berbagai macam aktifitas baik aktifitas fisik maupun psikis.
Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu,
bermain maupun bekerja, ia tidak
hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau
hanya pasif. Siswa
yang memiliki aktifitas psikis
(kejiwaan) adalah jika
daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak
berfungsi dalam rangka pembelajaran.
Keaktifan siswa
dalam kegiatan belajar
tidak lain adalah
untuk mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri.
Mereka aktif membangun pemahaman atas
persoalan atau segala
sesuatu yang mereka
hadapi dalam proses pembelajaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja berusaha).
Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Rousseau
dalam (Dierich, 2001)
menyatakan bahwa setiap
orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses
pembelajaran tidak akan terjadi.
Dapat disimpulkan
bahwa keaktifan siswa
dalam belajar merupakan segala kegiatan
yang bersifat fisik
maupun non fisik
siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang optimal
sehingga dapat menciptakan
suasana kelas menjadi kondusif.
b)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keaktifan
Keaktifan peserta
didik dalam proses
pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang
dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir
kritis, dan dapat
memecahkan
permasalahan-permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat
merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keaktifan belajar siswa
adalah 1) Memberikan motivasi
atau menarik perhatian
peserta didik, sehingga
mereka berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran; 2)
Menjelaskan tujuan
instruksional (kemampuan dasar
kepada peserta didik);
3) Mengingatkan kompetensi belajar
kepada peserta didik;
4) Memberikan stimulus
(masalah, topik, dan konsep
yang akan dipelajari);
5) Memberikan petunjuk
kepada peserta didik cara
mempelajari; 6) Memunculkan
aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, 7)
Memberikan umpan balik (feedback); 8) tagihan-tagihan kepada
peserta didik berupa
tes sehingga kemampuan peserta
didik selalu terpantau
dan terukur; 9)
Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.
Keaktifan dapat
ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan
siswa pada saat belajar.
Hal tersebut seperti dijelaskan oleh
Moh. Uzer Usman (2009:26-27) cara
untuk memperbaiki keterlibatan
siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih banyak untuk
kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa
secara efektif dalam
kegiatan belajar mengajar,
serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan
mengajar yang akan dicapai. Selain
memperbaiki keterliban siswa
juga dijelaskan cara meningkatkan keterlibatan
siswa atau keaktifan
siswa dalam belajar.
Cara meningkatkan
keterlibatan atau keaktifan
siswa dalam belajar
adalah mengenali dan membantu
anak-anak yang kurang
terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan
pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual
siswa.
Hal ini
sangat penting untuk
meningkatkan usaha dan
keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan
belajar. Berdasarkan penjelasan tersebut
maka dapat disimpulkan
keaktifan dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor seperti
menarik atau memberikan motivasi kepada
siswa dan keaktifan
juga dapat ditingkatkan,
salah satu cara meningkatkan keaktifan
yaitu dengan mengenali
keadaan siswa yang
kurang terlibat dalam proses pembelajaran.
c) Keaktifan
Dalam Pembelajaran
Yang dimaksud keaktifan dalam
penelitian ini adalah peran serta siswa dalam
proses pembelajaran, dimana
keaktifan tersebut berupa
keterlibatan siswa baik secara
indivudu (memberikan pendapat,
bertanya, maupun menjawab) serta
keaktifan dalam kelompok
(aktif dalam mengerjakan
tugastugas kelompok yang
diberikan). Untuk lebih
jelasnya, keaktifan dalam penelitian ini kan dijabarkan dalam
indikator-indikator berikut.
Tabel 1. Indikator keaktifan siswa
No.
|
Jenis Keaktifan
|
Sub Indikator
|
1.
|
Visual
activities
|
|
2.
|
Listening
activities
|
|
3.
|
Oral
activities
|
|
4.
|
Emotional
activities
|
|
5.
|
Mental
activities
|
|
6.
|
Writing
activities
|
|
Sumber : Dierich, 2001
2. Metode pembelajaran
Group Investigation
Strategi
pembelajaran yang baik adalah ketika tercipta suasana pembelajaran yang
kondusif bagi tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu, strategi pembelajaran
juga harus memperhitungkan semua kondisi siswa, baik itu keadaan internal
maupun eksternal siswa. Metode pembelajaran Investigasi Kelompok atau Group
investigation mengambil model dari masyarakat, terutama mengenai mekanisme
sosial yang ada pada masyarakat yang biasa dilakukan melalui kesepakatan
bersama. Melalui kesepakatan inilah siswa mempelajari pengetahuan dan mereka
melibatkan diri dalam pemecahan masalah sosial (Winataputra, 2001: 34).
Model Group
investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif
yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa
landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok
belajar kooperatif.
Berdasarkan
pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group
investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat
secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan
sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses
pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan
terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan
memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2010: 7).
Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa
dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group
process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap
anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan
intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.
Eggen
& Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah
strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk
melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi
terhadap suatu topik atau objek khusus.
Langkah-langkah model
pembelajaran Group Investigasi
Sharan
(dalam Supandi, 2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah pembelajaran pada model pemelajaran
GI sebagai berikut:
1. Guru membagi kelas menjadi
beberapa kelompok yang heterogen.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran
dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
3. Guru memanggil ketua-ketuaa
kelompok untuk mengambil materi tugas secara kooperatif dalam
kelompoknya.
4. Masing-masing kelompok membahas
materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
5. Setelah selesai, masing-masing
kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu
anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
6. Kelompok lain dapat memberikan
tanggapan terhadap hasil pembahasannya.
7. Guru memberikan penjelasan singkat
(klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan
kesimpulan.
8. Evaluasi.
Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran
ini keaktifan siswa meningkat dan diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
G. Penelitian
Yang Relevan
Tabel
2. Daftar PTK Yang Relevan
No.
|
Judul
|
Oleh
|
Tahun
|
Metode
|
Kesimpulan
|
1.
|
Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Pada
Mapel geografi Materi Pendekatan Geografi Kelas X SMA N 6 Semarang Tahun
Ajaran 2014/2015
|
Adnan
faozi, S.Pd
|
2015
|
·
observasi
·
wawancara
|
Hasil penelitian
menunjukkan hasil belajar siswa di kelas x mengalami peningkatan keaktifan
belajar setelah dilaksanakan siklus ke-1.
|
H. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian pustaka yang relevan dan
sejumlah asumsi dasar sebagai-mana dikemukakan, maka hipotesis tindakan
penelitian ini adalah model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta
didik dalam pembelajaran geografi.
I. KERANGKA
BERFIKIR
Kerangka
berfikir pada penelitian ini memuat 2 siklus yang berbeda pada tindakannya,
berikut ini adalah kerangka berfikir pada penelitian ini.
Tindakan
|
Evaluasi
|
Keaktifan belajar peserta
didik di kelas geografi masih kurang
|
Menggunakan model Group
Investigation di kelas MIPA 8
SMA N 1 Semarang
|
Siklus I
Penarikan kesimpulan
ketercapaian indikator keaktifan belajar mencapai ≥70%
|
Langkah-Langkah Tindakan
1. Menyiapkan perencanaan pembelajaran
2. Menjelaskan petunjuk pelaksanaan pembelajaran
3. Implementasi model pembelajaran Group Investigation
4. Pengamatan aspek keaktifan belajar peserta didik
|
Siklus II
Penarikan kesimpulan
ketercapaian indicator keaktifan belajar mencapai ≥70%
|
Kondisi Awal
|
Penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif sedangkan jenis penetian
termasuk Penelitian tindakan kelas (PTK).
1) Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah peserta
didik kelas XI MIPA 8 berjumlah 36 peserta didik yang memiliki keaktifan belajar
dalam pembelajaran geografi yang masih kurang, dengan Kompetensi Dasar 3.3
menganalisis sebaran dan pengelolaan sumber daya alam (kehutanan, pertambangan,
kelautan, dan pariwisata sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan). Waktu penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Agustus hingga bulan Oktober 2018.
2)
Persiapan
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini
menggunakan metode pembelajaran Group
Investigation dengan persiapan :
a. Pembuatan
lembar instrument penelitian
b. Mempersiapkan
materi pebelajaran untuk tugas observasi dan diskusi
c. Mempersiapkan
model pembelajaran dan media pembelajaran
serta membuat RPP agar menarik dan mudah dipahami siswa.
d. Mempersiapkan
dan menentukan lokasi pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran
e. Pembuatan
perangkat penilaian
f. Lembar
penilaian proses untuk memantau keaktifan siswa
g. Membuat
lembar observasi untuk memantau kegiatan proses pembelajaran
3) Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dua siklus, dimana siklus yang dilakukan
sebagai berikut :
a)
Siklus I
1.
Tahap
Perencanaan
a)
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) atau skenario pembelajaran dengan metode Group Investigation agar pembelajaran menarik.
b)
Mempersiapkan media pembelajaran sebagai
model dalam pembelajaran dan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran
c)
Membuat lembar observasi atau instrument penelitian unuk memantau
proses pembelajaran berbasis Group
Investigation.
d)
Membuat alat
evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
atau penilaian proses pembelajaran.
2.
Tahap Tindakan
a)
Pendahuluan
(5 menit)
1)
Peserta
didik dan guru memulai pelajaran dengan salam, doa dan presensi.
2)
Peserta
didik dikondisikan oleh guru.
3)
Guru menampilkan
slide power point tentang materi
potensi dan sebaran sumber daya alam barang tambang di Indonesia.
4)
Guru
menyampaikan indikator ketercapaian
pembelajaran.
5)
Guru memberikan
apersepsi dengan bertanya kepada peserta didikyaitu dengan pertanyaan:“Pernahkah
kalian pergi ke toko perhiasan?”, “Kira-kira apa bahan yang digunakan untuk membuat perhiasan?”, “Nah
emas merupakan salah satu barang tambang yang berasal dari kegiatan
apa?”,“Apakah yang dimaksud dengan pertambangan?”
b) Kegiatan Inti (70 menit)
1) Mengamati (observing)
a. Peserta didik mengamati slide power point dan media yang ditampilkan oleh guru mengenai potensi dan sebaran
sumber daya barang tambang di Indonesia.
b.Setiap peserta didik mendengarkan intruksi dari guru pada saat akan
berdiskusi.
c.Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok besar berdasarkan
heterogenitas.
d.Peserta didik
mengamati media yang digunakan untuk berdiskusi yaitu LKPD tentang proses pembentukan barang tambang serta potensi dan sebaran sumber daya barang tambang di Indonesia.
e. Peserta didik mengamati kartu gambar barang tambang untuk make a match ditempelkan pada peta yang
telah tersedia pada saat presentasi hasil diskusi.
2) Menanya (questioning)
a) Peserta didik
diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum paham.
b) Peserta didik
diberikanmotivasi untuk bertanya dengan tambahan poin/nilai ketika tidak ada
peserta didik yang bertanya atau jika pertanyaan yang ada belum mencukupi
sesuai indikator.
c) Peserta didik
diberi kesempatan untuk bertanya mengenai LKPD apabila ada yang belum paham.
3) Menumpulkan Informasi (experimenting)
a) Setiap anggota kelompok mengumpulkan
informasi untuk mempelajari bahan diskusi tentang proses pembentukan barang
tambang serta potensi dan sebaran sumber daya barang tambang di Indonesia.
b) Peserta didik mencari data dan informasi dari
berbagai sumber seperti ringkasan materi, buku teks, internet, dan sumber lain
yang relevan dengan materi diskusi mengenai bahan diskusi.
4) Menalar/ Mengasosiasi (associating)
a) Peserta didik menganalisis dan menyimpulkan
jawaban untuk ditulis pada LKPD.
b) Peserta didik menganalisis gambar barang
tambang untuk ditempekan pada peta yang disediakan oleh guru.
5) Mengkomunikasikan (communicating)
a) Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi yang disertai penempelan gambar barang tambang pada disertai penjelasan
mengenai alasannya mengapa di pulau tersebut dapat ditemukan barang tambang
tersebut.
b) Kelompok lainnya diberi kesempatan untuk
menanggapi, bertanya, dan berpendapat mengenai hasil diskusi kelompok yang
maju.
c)
Guru memberi penegasan materi hasil diskusi.
c) Penutup (15 menit)
1)Peserta didik dan guru membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2) Peserta
didik diberi tes tertulis oleh guru.
3) Guru memberikan
tes tertulis
kepada peserta didik.
4) Guru meminta peserta didik untuk mempelajari
materi pertemuan selanjutnya tentang potensi dan
sebaran sumberdaya kelautan di Indonesia.
5) Doa dan salam penutup
3.
Tahap Observasi
Selama proses pembelajaran
berlangsung akan dilakukan pengamatan. Pengamatan ini dilakukan oleh observer kepada guru (peneliti) saat
mengajar dan untuk melihat minat belajar dalam pembelajaran geografi.
4.
Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini dilakukan
kegiatan evaluasi teradap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pengamatan yang
telah dilakukan, untuk selanjutnya akan dilakukan penarikan simpulan atas
seluruh kegiatan yang telah dilakukan pada siklus pertama. Apakah dari hasil
refleksi ini capaian yang diharapkan yaitu jika persentase keaktifan peserta
didik mencapai lebih atau sama dengan 70%. Jika hasil dari refleksi kegiatan
pembelajaran belum mencapai target yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
5.
Siklus II
Dari
hasil refleksi, hal-hal yang sudah baik pada siklus I tetap dipertahankan. Sedangkan hal-hal
yang masih kurang dilakukan perbaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Menyusun perencanaan tindakan yang akan
dilakukan pada siklus II sesuai dari refleksi siklus I.
b.
Melaksanakan tindakan dari perencanaan
yang telah dibuat.
c.
Melakukan observasi siklus II.
d. Refleksi
terhadap hasil kegiatan siklus II.
6. Siklus
III (dan seterusnya)
K. Sumber Data Dan Jenis Data
Adapun
data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah melalui data
kualitatif dan
data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui data siswa yang
ada di kelas. Sedangkan data
kualitatif yang digunakan adalah data keaktifan
siswa yang diperoleh melalui observasi secara
langsung pada saat pelaksanaan
pembelajaran di kelas.
L. Cara Pengambila Data
Pengambilan
data menggunakan instrument. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah silabus, RPP, media pembelajaran, lembar observasi, serta dokumentasi
lain yang diperlukan.
M. Indikator Kerja
Penelitian tindakan kelas ini
dikatakan berhasil apabila skor keaktifan
belajar dari pengukuran melalui lembar Observasi mencapai lebih dari atau sama
dengan 70% (Lembar Observasi terlampir)
N. JADWAL
PELAKSANAAN
Jadwal PTK yang akan dilakukan
mengikuti jadwal yang telah disusun sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal
Pelaksanaan PTK
NO
|
Jenis kegiatan
|
Agustus
|
September
|
Oktober
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Penyusunan
Proposal
|
√
|
√
|
||||||||||
2
|
Instrumen
|
√
|
√
|
||||||||||
3
|
Mempersiapkan
alat dan bahan
|
√
|
√
|
||||||||||
4
|
Persiapan
rencana pembelajaran
|
√
|
√
|
||||||||||
5
|
Implementasi
siklus I
|
√
|
|||||||||||
6
|
Pelaksanaan
siklus II
|
√
|
|||||||||||
7
|
Pembuatan
laporan sementara
|
√
|
√
|
||||||||||
8
|
Perbaikan
laporan
|
√
|
|||||||||||
9
|
Pengumpulan
laporan
|
√
|
Q.PERSONALIA PENELITIAN
Nama :
Arif Nur Hidayat, S.Pd.
NIM : 3201018002
Bidang
Keahlian : Geografi
Sekolah :
SMA Negeri 1 Semarang
Saat
ini penulis sedang menempuh program PPG SM3T di LPTK Universitas Negeri
Semarang setelah sebelumnya mengikuti program SM3T dengan penempatan di
Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku pada tahun 2016/2017
R. DAFTAR PUSTAKA
Budimansyah, dasim, dkk. 2010. Pembelajaran
Aktif, Kreatif, efektif, dan Menyenangkan. Bandung : Genesindo
Dierich, Paul, D. 2001. Aktif
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Faozi Adnan. 2015. Pendekatan
Geografi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Peserta
didik Kelas X Sma Negeri 6 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Maimunah. 2005. Pembelajaran Volume Bola dengan Belajar Kooperatif Model GI pada siswa
kelas X SMA Laboratorium UM. Malang: Pascasarjana UM
Supandi.
2005. Penerapan Pembelajaran Kooperatif
dengan metode GI untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas X SMA N 2 Mojokerto. Malang: UM
Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Winataputra, Udin, S. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif.
Jakarta Pusat: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departement Pendidikan
Nasional.
LEMBAR
OBSERVASI
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Visual Activities)
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Visual Activities)
A.
Petunjuk
Umum
1.
Instrumen penilaian keaktifan ini berupa
lembar observasi.
2.
Instrumen ini diisi oleh observer.
B.
Petunjuk
Pengisian
Berdasarkan pengamatan Anda selama
pembelajaran, nilailah Visual Activities siswa
dengan memberi tanda (√ ) pada lembar observasi
C.
Lembar
Observasi
LEMBAR
OBSERVASI
Kelas :
Indikator : Visual Activities
Sub Indikator :
1. Membaca
2. Memperhatikan
No
|
Nama
Siswa
|
Sub
Indikator
|
Jmh
cek list
|
|
Membaca
|
Memperhatikan
|
|||
1
|
||||
2
|
||||
3
|
||||
4
|
||||
5
|
||||
dst
|
Observer
…………….
LEMBAR
OBSERVASI
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Listening Activities)
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Listening Activities)
D.
Petunjuk
Umum
3.
Instrumen penilaian keaktifan ini berupa
lembar observasi.
4.
Instrumen ini diisi oleh observer.
E.
Petunjuk
Pengisian
Berdasarkan pengamatan Anda selama
pembelajaran, nilailah Listening
Activities siswa dengan memberi tanda (√ ) pada lembar observasi
F.
Lembar
Observasi
LEMBAR
OBSERVASI
Kelas :
Indikator : Listening Activities
Sub Indikator :
1. Mendengarkan
No
|
Nama
Siswa
|
Sub
Indikator
|
Jmh
cek list
|
Mendengarkan
|
|||
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
|||
5
|
|||
dst
|
Observer
…………….
LEMBAR
OBSERVASI
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Oral Activities)
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Oral Activities)
G.
Petunjuk
Umum
5.
Instrumen penilaian keaktifan ini berupa
lembar observasi.
6.
Instrumen ini diisi oleh observer.
H.
Petunjuk
Pengisian
Berdasarkan pengamatan Anda selama
pembelajaran, nilailah Oral Activities siswa
dengan memberi tanda (√ ) pada lembar observasi
I.
Lembar
Observasi
LEMBAR
OBSERVASI
Kelas :
Indikator : Oral Activities
Sub Indikator :
1. Bertanya
2. Menjawab
3. Berpendapat
4. Diskusi
5. Presentasi
No
|
Nama
Siswa
|
Sub
Indikator
|
Jmh
cek list
|
||||
Bertanya
|
Menjawab
|
Berpendapat
|
Diskusi
|
Presentasi
|
|||
1
|
|||||||
2
|
|||||||
3
|
|||||||
4
|
|||||||
5
|
|||||||
dst
|
Observer
…………….
LEMBAR
OBSERVASI
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Emotional Activities)
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Emotional Activities)
J.
Petunjuk
Umum
7.
Instrumen penilaian keaktifan ini berupa
lembar observasi.
8.
Instrumen ini diisi oleh observer.
K.
Petunjuk
Pengisian
Berdasarkan pengamatan Anda selama
pembelajaran, nilailah Emotional Activities
siswa dengan memberi tanda (√ ) pada lembar observasi
L.
Lembar
Observasi
LEMBAR
OBSERVASI
Kelas :
Indikator : Emotional Activities
Sub Indikator :
1. Bersemangat
No
|
Nama
Siswa
|
Sub
Indikator
|
Jmh
cek list
|
Bersemangat
|
|||
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
|||
5
|
|||
dst
|
Observer
…………….
LEMBAR
OBSERVASI
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Mental Activities)
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Mental Activities)
M.
Petunjuk
Umum
9.
Instrumen penilaian keaktifan ini berupa
lembar observasi.
10.
Instrumen ini diisi oleh observer.
N.
Petunjuk
Pengisian
Berdasarkan pengamatan Anda selama
pembelajaran, nilailah Mental Activities siswa
dengan memberi tanda (√ ) pada lembar observasi
O.
Lembar
Observasi
LEMBAR
OBSERVASI
Kelas :
Indikator : Mental Activities
Sub Indikator :
1. Menanggapi
No
|
Nama
Siswa
|
Sub
Indikator
|
Jmh
cek list
|
Menanggapi
|
|||
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
|||
5
|
|||
dst
|
Observer
…………….
LEMBAR
OBSERVASI
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Writing Activities)
PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
(Writing Activities)
P.
Petunjuk
Umum
11.
Instrumen penilaian keaktifan ini berupa
lembar observasi.
12.
Instrumen ini diisi oleh observer.
Q.
Petunjuk
Pengisian
Berdasarkan pengamatan Anda selama
pembelajaran, nilailah Writing Activities
siswa dengan memberi tanda (√ ) pada lembar observasi
R.
Lembar
Observasi
LEMBAR
OBSERVASI
Kelas :
Indikator : Writing Activities
Sub Indikator :
1. Membuat
laporan
No
|
Nama
Siswa
|
Sub
Indikator
|
Jmh
cek list
|
Membuat
laporan
|
|||
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
|||
5
|
|||
dst
|
Observer
…………….
0 comments:
Post a Comment